Side Menu Languages Menu
Pencarian
Semua Bagian

CINTA SEJATI

CINTA SEJATI Tanggal Terbit:24 Rabi' al-awwal 1435

Kajian kita kali ini tentang firman Allah azza wa jalla dalam surat at-Taubah, mari kita memulai dengan membaca, baru setelahnya kita ambil faidah serta pelajaran yang bisa kita petik. Allah ta'ala berfirman pada ayat yang ke 24:

 

قال الله تعالى: ﴿ قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُكُمۡ وَإِخۡوَٰنُكُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٞ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٖ فِي سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ ٢٤ ﴾ [التوبة: 24]

"Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah Shubhanahu wa ta’alla dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, Maka tunggulah sampai Allah Shubhanahu wa ta’alla mendatangkan keputusan-Nya". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik".  (QS at-Taubah: 24).

Syaikh Abdurahman as-Sa'di mengatakan ketika menafsirkan ayat mulia diatas: "Dan ayat mulia ini sebagai bukti paling nyata yang menjelaskan wajibnya mencintai Allah Shubhanahu wa ta’alla dan Rasul-Nya. Lebih mendahulukan kecintaan pada keduanya dari pada kecintaan terhadap segala hal. Dengan adanya ancaman yang keras, bagi siapapun yang memasukkan perkara-perkara yang termaktub dalam ayat tersebut bahwa lebih ia cintai dari pada Allah Shubhanahu wa ta’alla dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya". (Taisir Karimur Rahman hal: 309)

Pelajaran yang bisa kita petik dari ayat ini:

  1. Orang yang cinta kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dan Rasul-Nya, maka itu sebagai bukti akan kesempurnaan iman pemiliknya serta menekuni ajaran Islam.
  2. Bahwa ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya lebih didahulukan dari pada mentaati keluarga, harta benda dan anak.
  3. Meninggalkan jihad di jalan Allah Shubhanahu wa ta’alla lalu menyibukkan diri dengan urusan dunia adalah penyebab kemurkaan-Nya dan turunnya kehinaan di tubuh kaum muslimin.
  4. Bahwa bermalas-malasan untuk berangkat jihad termasuk salah satu ciri khasnya orang-orang munafik.
  5. Beriman kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya termasuk sebab seorang hamba selamat dari siksa Allah azza wa jalla.
  6. Di dalam ayat menjelaskan bahwa jihad merupakan amalan yang paling utama. Oleh karenanya, tidak keliru kalau Allah Shubhanahu wa ta’alla menggandeng dengan kecintaan pada-Nya dan pada Rasul-Nya.
  7. Dalam ayat mengandung motivasi untuk berjihad dan anjuran untuk zuhud di dunia. Karena yang namanya keluarga, sanak kerabat, harta benda, perniagaan serta tempat tinggal semua itu hanyalah perhiasan dunia yang akan sirna.